Minggu, 25 Desember 2011

PROFILKU


Riwayat Hidup

Ahmad Husnul Hakim lahir di Pamekasan, Madura, 15-7-1967, ketika orang tuanya (Drs. H. Imam Mawardi ZI)  bertugas di sana sebagai kepala PGAN 6 tahun. Pendidikan dasarnya dilalui di SDN 1, Surabaya. Kemudian melanjutkan ke M TsN dan MAN di Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang. Selepas Aliyah, ia melanjutkan studinya di Jogja, untuk takhassus menghafal Al-Qur’an di Pon.Pes. Sunan Pandanaran, di bawah asuhan K.H. M.Mufid Mas’ud.. Kemudian melanjutkan S1-nya di Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur’an (PTIQ) Jakarta. Sempat bekerja sebentar di Masjid Yarsi, Jakarta, sebelum melanjutkan studi S2 di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (2000), dan S3 pada kampus yang sama (2006)
Pernah meraih prestasi juara I pada STQ Nasional di Palangkara dalam bidang Tahfiz 30 juz + tafsir, kemudian di event Internasional dalam bidang yang sama, di Saudi Arabia.
Saat ini dipercaya sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin, di Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur’an (sekarang menjadi Institut PTIQ) Jakarta, anggota Lajnah Pentashihan Al-Qur’an, DEPAG RI, anggota Tim Tafsir Tematik, DEPAG RI, anggota LPTQ DKI, direktur Lingkar Studi al-Qur’an (eLSiQ), dan pengasuh di Pesantren BAYT AL-QUR’AN Pusat Studi al-Qur’an (PSQ) di bawah asuhan Quraisy Shihab. Mengikuti diskusi-diskusi dan seminar, baik sebagai peserta maupun pembicara, di antaranya sebagai pembicara pada Halaqah Nasional tentang Pesantren dan Tantangan Global, di Jogja, Dialog Kebangsaan Nasional: Peran Ulama dalam Menjaga NKRI di Jombang, dan lain-lain.
Sejak tiga yang lalu, ia bersama istri tercintanya, Fadilah Masrur, SQ, merintis Pesantren Mahasiswa berbasis ulum al-Qur’an dan tafsir. Sekarang ia sudah dikaruniai enam orang anak, Aulia Nida Kamila, M. Wildan Aulia Robbany, M. Faza Aulia Robbbany, M. Rif’an Aulia Robbany, Fatia Aulia Majida, dan Hilma Aulia Malika.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama    : H. A. Husnul Hakim, SQ, M.Ag
Tempat/Tgl. Lahir:  Pamekasan, 15 Juli 1967
Alamat  : Perumahan Wismamas, Blok E 1 no. 22, Cinangka, Sawangan, Depok
Nama Orang Tua:
Ayah : Drs. H. Imam Mawardi
Ibu    : (alm) Siti Maryam
Nama Istri : Fadhilah Masrur, SQ.
Nama anak: 1. Auliya Nida Kalilah
                    2. M. Wildan Auliya Robbani
                    3. M. Faza Auliya Robbani
                   4.  M. Rif'an Auliya Robbani

RIWAYAT PENDIDIKAN

Nama Sekolah

Tempat

Tahun Lulus

SD Negeri
Surabaya
1979
M Ts N
Tambak Beras Jombang
1983
M A N
Tambak Beras Jombang
1986
Takhassus Tahfidz al-Qur’an
Sunan Pandanaran Yogya
1988
P T I Q
Jakarta
1993
Pascasarjana (S 2) I A I N
Jakarta
2000

RIWAYAT PEKERJAAN

Instansi

Jabatan

Tahun

PTIQ Jakarta
Dosen
1993 – sekarang
IAIN Jakarta
Dosen
1998 – 2000
YARSI Jakarta
Wadir II Masjid Jami YARSI
1993 – 1998

PRESTASI
Jenis
Tempat
Tahun
Baca Kitab Kuning Tk. Aliyah (juara I)
Jombang
1981
Cerdas Cermat al-Qur`an Tk. Kab. (juara I)
Jombang
1984
Cerdas Cermat al-Qur’an Tk. Prop. (juara I)
Yogyakarta
1987
Mufassir + 30 juz tk. Prop. Jabar (juara II)
Bandung
1989
Mufassir + 30 juz tk. Nasional (juara I)
Palangkaraya
1990
Mufassir + 30 juz tk. Internasional
Makkah
1992

PELATIHAN/SEMINAR/LOKAKARYA/DISKUSI
Jenis & Thema
Tempat
Kedudukan
Tahun
Seminar tentang Bank Islam
Jakarta
Peserta
1989
Seminar tentang Metodologi Tafsir di Pesantren
Surabaya
Panitia/peserta
1990
Diskusi Panel tentang Aliran Sempalan
Jombang
Peserta
1990
Seminar tentang Demokrasi Ekonomi
Jakarta
Panitia/peserta
1991
Sarasehan Budaya
Jakarta
Panitia/peserta
1992
Pelatihan Jurnalistik
Jakarta
Peserta
1992
Pelatihan Instruktur Tarjamah al-Qur`an Sistim 40 jam
Jakarta
Peserta
1995

KARYA TULIS/PENELITIAN/ARTIKEL

Thema

Kedudukan

Tahun

Keterangan
Urgensi Kaidah Ushuliyah dalam Penetapan Hukum (Kasus Transfusi Darah)
Peneliti
1993
Judul Skripsi dalam bidang Syari’ah

Konsep al-Qur’an tentang Gerak Sejarah Manusia (studi Tafsir Tematik atas makna Sunnatullah dan Hukum Sejarah)
Peneliti
2000
Judul Tesis dalam bidang  Tafsir-Hadis
Ajal Bangsa
Penulis
1996
Diterbitkan dalam Bul-letin Masjid jami’ YARSI
Amal yang Jujur Sepi dari Pengharapan
Penulis
1999


Dipresentasikan dan di-terbitkan dalam bulletin Masjid Jami al-Azkar
Bahaya Popularitas
Penulis
1999
Shilaturrahmi
Penulis
2000
Siapakah Para Wali Allah ?
Penulis
2000
Pemahaman tentang Hakekat Berkah
Penulis
2000
Studi Kritik Hadis (Studi atas hadits riwayat Abu Dawud)
Penulis
1999

Konsep al-Qur`an tentang Ketenagakerjaan
Penulis
2000

Puasa: Hikmah dan Makna Filosofinya (karya Musthofa al-Siba’I)
Penerjemah
1996
Diterbitkan oleh Pustaka Firdaus, Jakarta

PENGALAMAN ORGANISASI
ORGANISASI
JABATAN
TAHUN
Majelis Permusyawaratan Mahasiswa PTIQ
Sekretaris
1991-1992

Jam’iyyah Mudarasah al-Qur’an (Keluarga Maha-siswa Jawa Timur PTIQ dan IIQ Jakarta

Kordinator Bidang Pem-binaan tahfidz
1989-1990
Sekretaris
1990-1991
Ketua I bidang Tahfidz, Ilmiah dan Seni
1991-1992
PMII Cabang DKI
Anggota

Lembaga Pengkajian Ha-dis Indonesia (LePHI)
Anggota
1997- sekarang
LPTQ DKI Jakarta
Anggota
2003 - SEKARANG

Selasa, 01 Maret 2011

Senin, 28 Februari 2011

Tafsir Hawa

Hawa dalam Bahasa Indonesia dekat dengan kata keinginan.
Hawa terdapat di Alqur'an di ...
Keinginan pada dasarnya diperbolehkan dalam Islam. Misalnya keinginan untuk mempunyai rumah bagus atau mobil keluarga. Meskipun demikian, is mempunyai 3 koridor utama:
  1. Batasan tertinggi (positif) adalah ketika keinginan itu mempunyai imbas terhadap permasalahan sosial. Misalnya, Fulan mempunyai uang Rp. 300.000,-. Ia sedang berkeinginan terhadap sebuah handphone. Ketika hendak berangkat, ada tetangga yang membutuhkan uang Rp. 50.000,- untuk membeli beras. Ketika 
  2. Batas paling dasar (netral) adalah kebutuhan.
  3. Dibawah batas bawah (negatif) adalah ketika hawa berpadu dengan syahwat. Dalam bahasa Indonesia hal ini disebut sebagai hawa nafsu.
'Hawa' (keinginan) berasal dari kata هوا berbeda dengan (Siti) 'Hawa', yakni istri Nabi Adam a.s., yang ditulis dengan حوا dengan tasyjid pada wawu. Kata yang kedua berasal dari kata 'hayatan' yang berarti hidup.

Tafsir 'Ali Imran 75-80

Kumpulan ayat ini terkait dengan kumpulan ayat yang lalu yang menguraikan sifat-sifat ahli kitab, khususnya oran-orang Yahudi.
Ayat 75:
Yaitu bahwa mereka mengklaim sebagai kelompok Almasih addiniyyah atau yang paling berhak dititipi risalah, dimana orang-orang lain tidak pernah diberi amanah sebelumnya dari Tuhan. Tapi Allah menegaskan bahwa sikap hianat adalah sikap yang paling buruk pada risalah agama mana saja. Dan Allah membukakan rahasia sikap (hianat) mereka itu.
Per frasa:
  • Tidak semua ahli kitab hianat
  • Bila diberi amanah (oleh orang dari luar golongannya) yang besar (dari ukuran harta/dunia) dia amanah, tapi bila amanah itu kecil mereka hianat. Mereka tidak merasa bersalah bila hianat terhadap ummiyyin (orang-orang arab, yang pada waktu itu umumnya buta huruf).
  • Secara luas/umum, ini adalah kritikan Alquran terhadap orang-orang yang hianat. Misalnya, orang Islam yang menghianati perjanjian kerja/ekonomi atas partnernya yang non-muslim, dan mengatakan: "biarkan saja, dia kan kafir".
  • Sikap tersebut bertentangan dengan hadits: "Tidak ada iman bagi orang yang tidak amanah".
Ayat 76:
Frasa 1:
" Balaa ... wattaqaa" dan
" fainna ... muttaqiin"
bila dipandang utuh adalah gabungan frasa:
" man aufa bi ahdihi" dan
" muttaqiin"
dengan penghubung wawu (=dan)
yang berarti: "orang tidak bertaqwa bila tidak menepati janji". Karena janji diri adalah kontrak.
Secara bahasa, janji terdiri dari 2:
  • Al wa'du, yaitu janji sepihak/individu.
  • Al ahdu, yaitu janji kontrak manusia dengan pihak lain.
  • Misalnya, sholat adalah al ahdu manusia terhadap Allah. Terkait dengan hal ini, Allah juga berjanji kepada manusia bila ia menjaga sholat, maka akan masuk surga.
  • Contoh lain, kampanye pada isinya adalah janji/kontrak pemimpin terhadap rakyat. Ibnu Taimiyah mengatakan, negara akan hancur bila pemimpin hianat terhadap rakyat, meskipun ia muslim. Sebaliknya, bila ia adil, akan dijaga oleh Allah, meski pemimpinnya tidak Islam.
Frasa 2:
Taqwa adalah kebaikan spiritual.
Hadits: Taqwa ada di hati. Ia adalah menyadari kehadiran Allah didalam hati.
Umar ditanya tentang taqwa, maka beliau r.a. menjawab: Bagaimana bila engkau berjalan ditempat yang banyak duri? Maka tentu orang akan sangat hati-hati.
Dari kedua hal diatas, disimpulkan bahwa orang hianat (sejak awal menjabat atau kemudian) adalah karena kesadarannya terhadap kehadiran Allah telah hilang.
Ayat 77:
Keputusan dari Allah terhadap orang-orang yang hianat.
Ayat 78:
Bila pada ayat sebelumnya konteks hianat adalah terhadap dunia, maka pada ayat inikonteksnya adalah terhadap agama Allah. Mereka (orang-orang yang hianat itu) menukar janji Allah dengan harga yang murah (yaitu dunia). Jadi, tipisnya kesadaran terhadap kehadiran Allah akan mengakibatkan disorientasi hidup kepada dunia atau harta.
Dari pelajaran diatas dalam kaitannya dengan peringatan Maulid 1432H, ada 2 hal yang bisa dijadikan modal untuk senantiasa mencontoh rasulullah s.a.w., dengan tanpa menelisik semua sirah, yaitu:
  • Tidak mungkin orang itu akan mencapai ketaqwaan bila orientasinya untuk hianat atau untuk dunia, BUKAN karena berharap kepada Allah dan iman kepada hari akhir.
  • Senantiasa berdzikir, menyebut dengan lisan dan mengingat dengan hati.
Frasa terakhir:
Bila 2 orang berjanji kemudian ada yang berhianat, maka sesungguhnya ia hianat terhadap Allah. Atau dengan kata lain, orang itu telah menukar janjinya dengan harga yang murah, karena berharap pada selain Allah (dunia).
Ayat lain yang terkait dengan sifat hianatnya orang Yahudi dan kecenderungannya kepada dunai adalah di Surat Albaqarah, ketika Nabi Musa a.s. meminta mereka berdoa menggunakan kata hittah (=astaghfirullah), sedang orang Yahudi menggantinya dengan kata hintah (=gandum).
Ayat 79-80
Pertama, frasa ini lebih ditujukan untuk Nabi Isa a.s. Kedua, terkait dengan tawaran orang-orang Yahudi Najran: "apakah kamu ingin agar kamu yang disembah?"
Ibadah akan memunculkan 3 hal, yaitu:
  • Istislaam, melahirkan kepasrahan
  • Tunduk, sebagaimana ketundukan dalam lingkungan ABRI
  • Attadhiah, melahirkan ketawadhu'an. Menganggap diri hina, ditujukan hanya kepada Allah.

Minggu, 23 Januari 2011

Tentang Lingkar Studi Alquran

Tentang Lingkar Studi Alquran:

  • Kajian tafsir di masjid Assalaam
  • Kajian tafsir tematik Masjid Iqra' BPPT
Other to come ...